Senin, November 26, 2018

Mengabdi Untuk Kepandaian Dalam Kecerdasan

Sudah tiga puluh delapan tahun aku mengajar di suatu sekolah menengah pertama sebagai abdi negara, ada lima buah sokalah yang pernah aku kunjungi kuberikan dalam jerih payah suka duka mengajar, mendampingi siswa, membimbing anak-anak remaja dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan taknologi dengan menggunakan ketrampilan menyeleaikan soal-soal sederhana sampai yang sangat sulit.
Awalnya hanya mengajar di suatu sekolah di sebuah desa dalam kecamatan yang sangat jauh dari kota besar.
Dengan memulai mengenalkan cara menambah, mengurangi, mengali dan membagi suatu bilangan yang sangat sederhana sampai menghitung, menjumlah bilangan yang sangat kecil sampai bilangan besar dan bilangan pecahan
sekalipun.
Kusampaikan mulai dengan cara yang sederhana sehinga gampang dimengerti oleh semua siswa yang kuhadapi sampai cara yang paling rumit.
Dalam keseharian beberapa macam hal banyak ditemui terutama membimbing sisiwa yang kondisi pengetahuannya sangat kurang atau belum banyak dibandingkan beberapa siswa yang sangat pandai. Pernah suatu kali penyelesaian masalah soal diselesaikan besok harinya karena siswa tidak belajar.
Kebanyakan soal-soal pengetahuan bisa sangat cepat diselesaikan bila beberapa siswa sudah belajar sebelumnya.
Memberikan penjelasan mengenai suatu materi pelajaran harus disampaikan secara bertahap, berhati-hati dan perlahan sedikit demi sedikit supaya siswa bisa mengerti akar masalahnya sehingga dengan cepat bisa mengatasi penyelesainnya.
Bersabar dalam membimbing siswa adalah kunci utama cara mengabdi kepada pekerjaan dengan mengedepankan proses penyelesaian masalah.
Beberapa keadaan yang sering menggangu adalah keterbatasan waktu dalam penyelesaiannya karena diatur oleh jadwal yang sangat ketat dalam menyampaikan sebuah materi pokok bahasan.
Itu semua sudah kulalui dengan penuh kesabaran dan perjuangan dalam membimbing siswa dalam belajar supaya dapat diterima dan dimengerti pokok materi masalahnya.
Kesulitan yang paling memerlukan waktu dalam penyelesaian adalah menghadapi siswa yang sangat kurang pengetahuan dasarnya karena mungkin sangat kurang menerima materi di jenjang sekolah sebelumnya.
Tetapi dengan kesabaran yang sungguh dan penuh pengorbanan waktu, bisa juga masalah diselesaikan dengan pelan, baik dan benar.
Sebelum masa purna tugas mengabdi untuk kepandaian dalam kecerdasan, aku sudah mulai menanamkan
kesadaran kepada siswa betapa pentingnya belajar berkesinambungan seterusnya tanpa henti sampai kapanpun.
Mengajar di kota besar menghadapi beberapa siswa yang sangat pandai, bertemu siswa yang sangat sederhana, sampai berhadapan dengan siswa yang sangat kaya dan berada, semuanya kuhadapi dengan sangat bijaksana dalam membimbing menuju kedewasaan dalam berfikir untuk masa depannya.
Dalam lima tahun masa purna tugasku ini, kuisi dengan suatu kegiatan sedikit membaca pengetahuan baru mengenai kemajuan pendidikan Matematika melalui internet, membaca berita, melihat pengetahuan umum melalui televisi dan menghibur diri dengan bermain music mengenang masa tugas yang lalu.
Demikian sedikit tulisan dalam rangka hari Guru Indonesia tanggal 25 November 2018.
Selamat kepada guru generasi penerus, berbakti kepada negara dalam membimbing siswa dengan hati nurani dan kasih sayang demi kemajuan generasi berikut di negara kita yang tercinta.
Salam,

Selasa, November 20, 2018

Hatimu Yang Sempurna

Hanya kata kata mulia dari hatiku.

Perhiasan terindah adalah kerendahan hati.

Kasih yang sudah sangat teruji adalah kesetiaan.

Kekayaan terbesar dalam hidupmu adalah kebijaksanaan.

Harta milikmu yang terbaik hanyalah kejujuran.

Senjata dirimu yang terkuat hanyalah kesabaran.


Pengalaman terpenting dalam hidupmu adalah iman.

Obat termajur dalam hidup hanyalah doa.

Keputusan terbaik hanya menghormati dan menghargai orang lain dengan hati nurani.

Dan aku mencintaimu ...

Salam,